Masih hari yang sama

Hari- hari yang lain, hari dimana aku masih belum mampu untuk menjadi bahagiamu

Masih detik yang sama dengan detik dimana aku masih belum mampu untuk membuat tersungggingnya senyummu.

Hari ini hujan, apakah kamu tau? Bukan Cuma langit yang menangis, tapi hatiku, perasaanku ikut jatuh bersama tiap tetesnya.

Bukan melulu soal cinta, bukan melulu soal jodoh yang aku khawatirkan. Namun diriku yang masih tetap menjadi pengusik pikiranmu, sumber khawatirmu lah yang masih ku sesalkan.

Memang benar, sudah dari sekian lama, bahkan mungkin sebelum terciptanya diriku, kamu telah mengikhlaskan sebagian besar pikiranmu untuk memikirkan diriku.

Kamu telah dengan segenap hati merelakan ketenangan pikiranmu untuk ku usik dengan belum berdayanya diriku.

Aku menangis, ketika malam hendak berganti fajar, kamu suka rela menyebut namaku untuk terus kamu panjatkan sebagai doa utamamu.

Satu satunya khawatirku saat ini, yakni tetap menjadi khawatirmu, dan doaku pada sang khalik tak lain agar tidak lagi menjadi khawatirmu, agar segera menjadi sumber senyum dan agar bisa menjadi bahagia terindah serta syukurmu karena telah menemani dan membersamai setiap langkahku dengan doa dan seluruh perhatianmu.

Leave a comment